Batik adalah salah satu hasil karya perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia. Indonesia yang terdiri atas sekitar 17.000 pulau telah memiliki motif batik beraneka ragam dengan keunikannya tersendiri. Maka dari itu, batik masuk ke dalam Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendari atau Masterpieces of the Oral and Intangible of Humanity sejak 2 Oktober 2009, oleh UNESCO. Sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Selain itu Batik telah dikenal masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sejak masa Kerajaan Majapahit. Batik kemudian berkembang dan berlanjut di Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Akan tetapi, sebutan Kota Batik melekat pada Kota Pekalongan, bahkan pada tahun 1958 logo Kota Pekalongan ditetapkan dengan berbagai tambahan ornamen batik. Di Kota Pekalongan, kerajinan batik juga ditemukan di rumah dan perkampungan warga dan tak sedikit pula yang menjadikan batik ini sebagai mata pencaharian utama.
Teknik batik dibagi ke dalam tiga cara, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi. Dulunya, batik dibuat dalam jangka waktu yang cukup lama, mulai dari berhari-hari sampai berbulan-bulan. Namun, karena tekniknya yang terus berkembang, proses pembuatan batik sudah jauh lebih cepat. Berikut ini macam-macam teknik pembuatan batik: Teknik tulis: dilakukan menggunakan canting untuk melukiskan lilin malam pada kain.
Teknik celup ikat: teknik pembuatan batik dengan mencelupkan sebagian kain ke dalam pewarna. Supaya warna tidak terserap ke sisa kain lainnya, kain diikat dengan menggunakan tali, benang, serta karet.
· Teknik cap: Teknik pembuatan batik dengan memakai cap atau stempel yang terbuat dari tembaga.
· Teknik kombinasi: teknik pembuatan batik yang memadukan teknik tulis dengan teknik cap.
· Teknik printing: teknik pembuatan batik yang dilakukan dengan cara sablon atau screen printing.
· Teknik lukis: teknik pembuatan batik yang dilakukan dengan cara melukis motif batik pada kain menggunakan pewarna dan kuas.
Batik sudah menjadi bagian dari Bangsa Indonesia, tidak heran jika kita sering melihat orang-orang menggunakan batik mulai dari acara non formal sampai acara formal, dari kalangan muda sampai tua. seiring dengan perkembangan zaman motifnya pun sangat bervariasi. Batik merupakan warisan budaya yang memunculkan kreativitas terhadap individu khususnya bagi peserta didik dalam dunia pendidikan.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam Implemetasi Kurikulum Merdeka (IKM). P5 adalah upaya untuk mewujudkan pelajar pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, kreatif.
Berbicara warisan batik kususnya dalam dunia pendidikan sekolah kami mengambil tema kegiatan P5 tentang “KEARIFAN LOKAL” ini dapat memotivasi peserta didik untuk menyalurkan kreatifitasnya dalam membatik. Hal ini melatih keterampilan peserta didik sesuai dengan pembelajaran abad 21.
Penulis: Pak Ivan Baiza